Tuesday, April 23, 2013

Dari D3 menuju S3? Apa bisa?




Halo teman-teman diseluruh tanah air, aku akan memulai dengan kalimat "Harapkanlah hal-hal yang besar dari Tuhan, tetapi lakukanlah hal-hal kecil dengan tekun disertai semangat tanpa menyerah"...

Malam ini di Sydney sedang hujan deras, dan aku rindu membagikan perjuangan dalam meraih beasiswa PhD di Australia melalui beasiswa universitas.

Teman-teman biasa memanggilku "jerry", nama lengkapku Jerico Franciscus Pardosi. Aku bekerja di Pusat Teknologi  Intervensi Kesehatan Masyarakat (PTIKM), Kementerian Kesehatan di Jakarta. Aku bergabung sejak tahun 2003 dengan latar belakang pendidikan Diploma 3 Kesehatan Lingkungan. Dan sekarang thank you Lord, aku menapak terowongan PhD.

Secara singkat aku pernah mendapat beasiswa Australia Development Scholarship tahun 2009  untuk program studi Master of International Public Health di University of Queensland. Aku juga pernah mengikuti training dan conference di India, Thailand, Malaysia, Viet Nam dan terakhir di Korea Selatan. Saat ini aku sedang menempuh pendidikan doktor bidang Health Demography di Macquarie University, Sydney, Australia berbekal beasiswa International Macquarie University Research Scholarship 2012-2016.

Aku pernah menulis sebelumnya dimilis beasiswa beberapa tahun silam mengenai perjuanganku meraih beasiswa ADS. Namun, aku ingin kembali membangun semangat teman-teman diseluruh tanah air, bahwa aku bisa, mereka bisa dan kalian pun bisa. Aku dilahirkan di keluarga yang sederhana, aku sendiri baru merasakan memiliki komputer PC pada saat aku akan menyelesaikan karya tulis ilmiah Diplomaku dan aku tak pernah merasakan kursus komputer. Semua aku pelajari sendiri dan belajar dari teman-teman. Telepon selular pun aku baru memiliki setelah 2 bulan bekerja di swasta. Tetapi aku tidak pernah minder, karena hidup adalah perjuangan yang harus dihadapi dengan iman dan kerja keras. Jangan PERNAH MENYERAH...selalu berusaha kreatif dalam mempelajari sesuatu meskipun kita tidak memiliki fasilitasnya...1000 jalan menuju Roma.

Aku masih ingat bahwa perkataan Ompungku (panggilan kakek atau nenek dalam suku Batak) ketika mengantarkan ibuku merantau ke Jakarta. Beliau berkata "aku antarkan kau ke Jakarta, suatu saat engkau akan mengantarkan anakmu ke luar negeri". Hal tersebut baru diceritakan mamaku  sebelum aku berangkat menuju Brisbane tahun 2009. Kita perlu belajar memiliki visi dalam kehidupan kita khususnya dalam perjuangan memperoleh beasiswa. Milikilah visi sehingga kita punya arah dan tujuan yang pasti.

Teman-teman yang dengan pendidikan dari diploma tidak perlu kuatir. Semua pasti BISA. Aku memulai perjalanan akademik pada jenjang S1 di tahun 2005 dengan uang sendiri di FKM UI jurusan Epidemiologi. Kemudian di tahun 2007, aku memulai persiapanku setelah lulus S1 untuk mengejar beasiswa S2 di luar negeri. Aku bergabung dengan milis beasiswa dan luar biasa bantuan serta bimbingan dari rekan-rekan dalam mempersiapkan aplikasi beasiswa di Norwegia dan Australia. dari D3 menuju S1 terlewati...

GAGAL? aku pernah merasakannya. Pada pertengahan tahun 2008, aku mendapat email bahwa aku lolos seleksi dan diterima TETAPI untuk beasiswa masuk cadangan nomor 1. Marah...Kecewa...Malu...itu yang aku rasakan pertama kali mengetahuinya TETAPI mimpiku pasti akan ku raih yakni dari D3 menuju PhD.

Sebulan kemudian, aku mengirimkan aplikasi ADS dan puji Tuhan aku lolos seleksi pertama.  Aku belum pernah belajar apa itu IELTS? TETAPI itu bukan alasan sahabat. berbekal buku yang aku beli dari tabunganku, aku mempelajarinya dan BERHASIL lalu akhirnya kuliah di Brisbane dari tahun 2009-2010.

Dalam masa perkuliahan aku mendapat kesempatan melakukan penelitian untuk minor thesisku yang didukung oleh salah satu UN agency di Indonesia. Di tahun 2010, aku berhasil menyelesaikan minor thesis dan mendapat nilai thesis High Distinction atau biasa teman-teman menyebutnya HD. Kami pun diberikan kepercayaan dalam keluarga yakni seorang putra yang dibuat (hehehe) dan lahir di Brisbane bernama Ezekiel Fransisco Samuel Pardosi. Yes...aku dapat double degree aku cerita ke teman-teman seperjuangan yaitu degree master dan Father. dari D3 menuju S2 terlewati.

Pulang kembali ke tanah air di tahun pertengahan tahun 2010, aku memang berencana melanjutkan studi PhD. Beberapa bulan kemudian aku melamar untuk UQ Indonesia Alumni Award yang bertujuan membangun jaringan para alumni dari University of Queensland dengan para pengajar dan peneliti. Aku kembali lagi ke Brisbane dan membangun jaringan penelitian sebagai bekal untuk PhD.

Sahabat-sahabatku, aku mengirim email kepada seorang pengajar yaitu Dr. Salut Muhidin (semoga aku bisa bujuk beliau menulis pengalamannya memperoleh beasiswa di Belanda dan akhirnya menjadi Dosen di Australia). Beliau menyarankan aku mengirim aplikasi PhD. Perlu diketahui, untuk teman-teman yang sudah lulus dengan beasiswa ADS harus menunggu 2 tahun baru bisa melamar kembali. Lalu beliau menyarankan melamar melalui beasiswa universitas seperti IPRS atau di Macquarie University ada beasiswa International Macquarie University Research Scholarship (iMQRES).


Aku hanya mempersiapkan research proposal dan personal statement yang aku banyak peroleh dari blog I Made Andi Arsana (thank you bli...) dan pada pak Salut. Dengan bahan-bahan yang aku peroleh sewaktu penelitian S2, aku mengerjakannya dan meminta masukan serta kritik (jangan takut dikritik malah bersyukur kalau masih ada yang kritik) dan mengirimkan aplikasi tersebut.
Akhirnya saat yang dinanti tiba, aku mendapat email di pagi hari tanggal 13 Oktober 2011 . Rasa kuatir bercampur percaya diri saat membuka email tersebut dan demikian penggalannya:

"Dear Jerry

Congratulations!

Your application for a higher degree research scholarship tenable at Macquarie University was recently considered in the 2011 IPRS/iMQRES Round. Competition for this round of awards is always very strong, with a highly qualified field of candidates, and the number of available IPRS is limited. It is my pleasure to let you know that you have been recommended to receive an International Macquarie University Research Scholarship (iMQRES) for commencement in first semester 2012, awarded by the University for highly rated scholarship applicants." Praise God

Aku menangis membacanya dari kota Ende tempat dimana aku melakukan penelitianku dan akan kembali melanjutkan penelitianku disana mengenai kematian balita. Aku teringat masa-masa sulit saat studi diploma 3 dimana aku sering telat bayar uang kuliah...TETAPI mimpiku menjadi kenyataan. Dari D3 menuju S3 tergapai...Meskipun terowongan atau PhD tunnel ku baru dimulai, tetapi keretaku akan terus mencapai tujuan akhir yaitu gelar doktor.

Sobat, jangan pernah percaya bahwa orang-orang berkata lupakan mimpimu...TIDAK! kamu bisa dan kita semua biasa.

Hidupilah mimpi-mimpimu dengan
kerja kerja, terus mengasah kemampuan bahasa inggris (especially writing), bertanyalah kepada sahabat-sahabatmu di www.motivasibeasiswa.org atau milis beasiswa atau bahkan pada diriku sendiri, belajar dari kegagalan sebelumnya, mintalah doa dan restu dari orang tua dan keluarga serta akhirnya berdoalah pada Tuhan yang mengetahui segala rancangan dalam hidup kita dan memberkati hidup kita.


manusia bisa berkata tidak mungkin, but in GOD All things are possible, Amin.


Dari D3 menuju S3...TENTU BISA.



Live from Sydney,


Jerico F Pardosi, AMKL (D3), SKM (S1), MIPH (S2)...and the story to be continue...

Yahoo Messenger: coucow2003
Skype: jerico.pardosi
Facebook: Jerico Franciscus Pardosi
Twitter: Pardosi_Sinurat

No comments: